Mengapa Generasi Muda Perlu Diperhatikan
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
Mengapa Generasi Muda Perlu Diperhatikan merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Ada Apa dengan Remaja. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 2 Rabi’ul Akhir 1445 H / 17 Oktober 2023 M.
Kajian Tentang Mengapa Generasi Muda Perlu Diperhatikan
Generasi muda adalah penopang masyarakat dan pondasi bangunan umat. Karena itulah, orang tua dan juga para Da’i harus memberikan perhatian lebih pada pendidikan dan dakwah bagi generasi muda, khususnya anak-anak dan remaja. Di samping orang tuanya perlu mengaji, menuntut ilmu, anak-anak juga harus diberi porsi yang cukup untuk menuntut ilmu, mengaji, taklim, dan dibiasakan dengan majelis ilmu, bukan hanya kelas di sekolah, tetapi majelis-majelis ilmu yang ada di luar sekolah. Misalnya, di masjid.
Kadang-kadang majelis-majelis di luar sekolah itu hanya ditujukan kepada orang-orang tua, sehingga anak-anak muda kadang-kadang merasa itu bukan majelis mereka. Dan juga kadang-kadang materinya juga berkaitan dengan orang-orang tua, sehingga anak-anak dan remaja ini terabaikan.
Maka kajian anak-anak dan remaja yang perlu untuk digalakkan. Karena untuk mengakrabkan mereka dengan Masjid dan majelis ilmu. Apalagi hari ini, kalau bukan Masjid tempat mereka, maka di mana lagi?
Kita lihat anak-anak remaja hari ini lebih senang nongkrong di kafe-kafe atau di tempat-tempat berkumpul komunitas mereka. Majelis ilmu menjadi sesuatu yang mungkin asing bagi mereka. Kadang-kadang mereka mau ngaji pun diadakan di kafe. Sehingga ini membuat jarak antara mereka dan masjid. Padahal salah satu di antara orang yang dinaungi Allah itu adalah remaja yang hatinya terpaut dengan masjid, tumbuh besar di masjid. Tapi masjid bukan tempat yang ramah bagi anak-anak. Apalagi kalau urusannya dengan Marbot, ini seperti berseteru terus, tidak ada damainya. Sehingga anak-anak ini pun merasa mereka tidak diharapkan ada di dalam masjid. Maka perlu diadakan taklim ataupun acara-acara di masjid khusus untuk anak-anak dan remaja.
Dahulu ada istilahnya “IRM (Ikatan Remaja Masjid).” Di setiap masjid ada remaja masjidnya, tapi sekarang tidak ada lagi ikatan remaja masjid seperti ini, yang ada remaja kafe. Remaja-remaja senangnya nongkrong di kafe. Ini perlu dihidupkan lagi. Dahulu, remaja masjid ini membuat acara untuk mereka dan memang untuk remaja.
Maka perlu kita ketahui dan sadari bahwa memberikan perhatian khusus kepada anak-anak dan remaja adalah perkara yang sangat penting hari ini, karena musuh-musuh Islam juga menyasar dan membidik mereka, seperti propaganda LGBT dan lain sebagainya, gerakan pemurtadan dan lain sebagainya, itu yang disasar adalah anak-anak dan remaja.
Para orang tua, khususnya para Da’i dan guru, harus memberikan perhatian lebih kepada mereka. Maka kita mendorong agar menggalakkan kembali kegiatan-kegiatan anak-anak dan remaja di masjid, bukan hanya sekolah.
Mereka memang bersekolah, tapi mereka juga harus diperkenalkan dengan majelis-majelis di luar sekolah yang berkaitan dengan menuntut ilmu. Karena asumsi banyak anak-anak dan remaja hari ini, mereka menganggap sudah cukup di sekolah, sehingga merasa tidak membutuhkan majelis-majelis itu di luar sekolah. Masalahnya adalah ketika tamat sekolah, mereka tidak akrab dengan majelis-majelis ini.
Maka, ada beberapa alasan mengapa kita harus perhatikan lebih banyak terhadap masalah anak-anak dan remaja hari ini.
1. Generasi muda itu lebih dekat kepada Fitrah
Generasi muda itu lebih dekat kepada fitrah. Mereka mungkin masih bening fitrahnya. Dan kemurnian fitrah ini harus dijaga, karena kalau tidak dijaga, fitrah ini akan kotor dan rusak. Mereka ibarat lembaran putih, bergantung siapa yang menorehkan coretan di atas kertas putih itu. Maka, pendidik (orang tua dan guru) harus memperhatikan lembaran putih ini. Mereka adalah generasi-generasi yang akan meneruskan kita setelah kita tidak ada. Maka, memperhatikan mereka itu sama dengan menjaga fitrah mereka. Karena itu salah satu tugas utama orang tua dan guru.
Fitrah yang dimaksud adalah fitrah Islam, yang mana setiap manusia diciptakan dan dilahirkan di atas fitrah tersebut. Penyimpangan Fitrah generasi muda tidak sampai pada batas seperti yang dialami oleh orang-orang dewasa yang jauh dari ilmu dan petunjuk. Karena kalau sudah tua, seperti kata pepatah, “Belajar di masa tua seperti mengukir di atas air.” Kalau sudah berumur, susah untuk dirubah biasanya, seperti menegakkan benang basah. Berbeda dengan generasi muda, hati kaum muda ini lebih lembut.
Ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, membawa kebenaran, dan menyampaikan kabar gembira dari langit, yaitu dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan sekaligus peringatan, maka para pemuda memberikan pembelaan, sementara kaum tua menentangnya.
Maka, dari itu, dalam sejarah, kita lihat bahwa yang banyak mengikuti para nabi ini adalah dari kalangan anak-anak muda, ketimbang orang-orang tua. Itu juga yang terjadi pada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, banyak kaum muda yang mengikuti dan menerima dakwah beliau. Sementara kaum tua ini termakan oleh kesombongan mereka.
Maka, tren hijrah sendiri, yang akhir-akhir ini marak menjadi suatu ungkapan atau istilah yang akrab di telinga. Hijrah itu kan banyak yang membicarakannya dan melakoninya adalah anak-anak muda. Itu adalah istilah yang populer di kalangan anak-anak muda. Hijrah jarang beredar di kalangan orang tua.
2. Generasi muda adalah pemegang tonggak masa depan
Menit ke-14:31 Generasi muda adalah pemegang tonggak masa depan, sekaligus ibu bagi generasi berikutnya. Generasi muda adalah ikon bagi umat. Untuk mengetahui esensi dan hakikat umat, jangan tanyakan berapa banyak simpanan emas dan uangnya, tapi perhatikan kaum mudanya. Jika kita melihatnya sebagai pemuda-pemudi yang baik, shalih, taat beragama, memiliki kecakapan dan keahlian, maka berarti itulah umat yang mulia dan kuat bangunan pondasinya. Sebaliknya, jika kita melihat pemuda-pemuda itu tidak bermoral, suka melakukan hal-hal yang rendah dan hina, lebih suka mengotori dirinya dengan hal-hal yang tidak berfaedah, itulah umat yang lemah, yang akan segera runtuh di hadapan musuh-musuhnya.
Coba lihat sekarang ini, propaganda LGBT memang ditujukan kepada anak-anak dan remaja, ini sengaja disebarkan oleh musuh-musuh Islam, salah satunya adalah untuk melemahkan kaum muslimin. Coba bayangkan apa jadinya remaja-remaja ini menjadi penganut paham LGBT? Itu salah satu contoh fitnah yang disebarkan di tengah-tengah anak-anak dan remaja. Maka kita harus waspada dan berhati-hati terhadap segala propaganda yang memang ditujukan kepada anak-anak dan remaja. Seperti gerakan-gerakan pemurtadan, pendangkalan aqidah, penyebaran paham liberalisme, dan paham-paham isme-isme yang lainnya. Itu memang ditujukan secara khusus kepada anak-anak muda, karena mereka ini generasi yang sedang mencari jati diri. Seperti yang kita jelaskan, masa muda itu masa yang dinamis, siap untuk berubah dengan cepat, mencari sesuatu yang menjadi pertanyaan dalam diri mereka. Maka ini perlu diawasi. Wallahu a’lam.
3. Usia muda bisa diandalkan
Usia muda itu masih berbanding lurus, antara kemauan dan kemampuan. Ada kemauan, ada kemampuan; itulah dia anak muda. Beda dengan orang tua, kadang-kadang ada maunya, tapi tidak ada mampunya, mampu, tapi tidak mau. Itu orang tua.
Adapun anak muda, mereka masih ingin mencari esensi kehidupan dirinya. Maka mereka siap untuk berubah dan bisa diandalkan. Mereka adalah generasi-generasi yang akan meneruskan apa yang telah dibangun oleh orang tua-orang tua mereka.
Usia muda adalah usia yang paling bisa diandalkan. Maka dari itu, salah satu yang akan ditanyakan nanti adalah masa muda. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
لاَ تَزُولُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ: عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ، وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ، وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ
“Tidak akan bergeser kaki manusia di hari kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya dalam apa ia gunakan, tentang masa mudanya dalam apa ia habiskan, tentang hartanya darimana ia peroleh dan dalam apa ia belanjakan, dan tentang apa yang ia amalkan dari yang ia ketahui (ilmu).” (HR. At-Tirmidzi)
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga mengatakan:
اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ…
“Gunakan 5 perkara sebelum 5; masa mudamu sebelum masa tuamu…” (HR. Hakim)
Lihat: Gunakanlah Yang 5 Perkara Sebelum 5 Perkara
Pergunakanlah dan manfaatkanlah masa muda. Karena kita yang pernah menjalani masa muda menyadari dan mungkin sekarang menyesali, kenapa masa muda saya tidak diisi dengan begini dan begitu, hal-hal yang positif, pada saat kita punya kemampuan, kekuatan dan power untuk mengeksekusi apa yang kita inginkan. Beda kalau sudah tua begini.
Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.
Download mp3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53488-mengapa-generasi-muda-perlu-diperhatikan/